Apakah Intermittent Fasting Bisa Menurunkan Kolesterol?
Apakah Intermittent Fasting Bisa Menurunkan Kolesterol?
Pendahuluan
Intermittent fasting (IF) atau puasa berkala adalah metode pola makan yang melibatkan siklus antara periode makan dan puasa. Metode ini semakin populer karena diklaim dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan bahkan memperbaiki kesehatan jantung. Salah satu manfaat kesehatan yang sering dikaitkan dengan IF adalah penurunan kadar kolesterol, terutama bagi mereka yang memiliki risiko penyakit kardiovaskular. Namun, apakah klaim ini didukung oleh bukti ilmiah?
Bagaimana Intermittent Fasting Bekerja?
Ketika seseorang menjalani IF, tubuh mengalami perubahan metabolisme yang signifikan. Dalam keadaan puasa, tubuh akan beralih dari penggunaan glukosa sebagai sumber energi utama ke pembakaran lemak. Proses ini disebut ketosis dan dapat berdampak pada kadar lipid dalam darah, termasuk kolesterol. IF juga berkontribusi terhadap peningkatan sensitivitas insulin dan pengurangan inflamasi, dua faktor penting dalam pengelolaan kadar kolesterol dan kesehatan jantung secara keseluruhan.
Selain itu, IF memengaruhi kadar enzim yang berperan dalam metabolisme lipid, seperti adenosine monophosphate-activated protein kinase (AMPK). Aktivasi AMPK membantu meningkatkan pemecahan lemak dan menurunkan kadar kolesterol total serta lipoprotein densitas rendah (LDL), yang sering disebut sebagai "kolesterol jahat".
Fakta Ilmiah: Intermittent Fasting dan Kolesterol
Beberapa penelitian telah meneliti hubungan antara IF dan kadar kolesterol. Berikut adalah beberapa temuan utama:
1. Penurunan Kolesterol Total dan LDL
Studi yang diterbitkan dalam Nutrition Journal (Rizvi et al., 2024) menunjukkan bahwa IF dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada individu dewasa yang menjalani pola makan puasa berkala. Dalam uji coba terkontrol secara acak ini, peserta yang menerapkan IF mengalami penurunan kadar LDL yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menjalani pola makan normal.
2. Dampak terhadap Trigliserida dan Kolesterol HDL
Sebuah tinjauan sistematis yang diterbitkan di Journal of Translational Medicine (Paoli et al., 2024) menemukan bahwa IF tidak hanya menurunkan LDL, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kadar lipoprotein densitas tinggi (HDL), atau "kolesterol baik". Trigliserida, yang merupakan jenis lemak dalam darah yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, juga mengalami penurunan yang signifikan.
3. IF dan Sindrom Metabolik
Studi meta-analisis yang dipublikasikan di Cureus (Almabruk et al., 2024) menyimpulkan bahwa IF dapat membantu mengatasi sindrom metabolik, yang merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Penelitian ini menunjukkan bahwa IF secara signifikan mengurangi tekanan darah, kadar glukosa, dan kadar kolesterol pada individu dengan obesitas atau diabetes tipe 2.
4. Efek IF pada Orang dengan Obesitas
Studi lain yang diterbitkan di ResearchGate (Thalia, 2024) menunjukkan bahwa IF lebih efektif dalam menurunkan kadar kolesterol pada individu dengan obesitas dan sindrom metabolik dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan normal. Hal ini diduga karena IF dapat memperbaiki resistensi insulin dan meningkatkan metabolisme lemak.
5. Fasting Ramadan dan Kolesterol
Studi yang meneliti efek puasa Ramadan (salah satu bentuk IF) menemukan bahwa individu yang berpuasa mengalami penurunan kadar LDL dan trigliserida serta peningkatan HDL (Selen et al., 2024). Hal ini menunjukkan bahwa pola makan berbasis puasa dapat memiliki manfaat jangka panjang terhadap profil lipid darah.
Risiko yang Perlu Diperhatikan
⚠ Hipoglikemia: Terutama bagi penderita diabetes yang menggunakan obat penurun gula darah.
⚠ Malnutrisi: Jika pola makan tidak seimbang selama periode makan.
⚠ Kelelahan dan Pusing: Dapat terjadi pada tahap awal adaptasi.
⚠ Efek Berbeda pada Setiap Orang: Tidak semua orang mengalami manfaat yang sama dari IF.
Kesimpulan
Berdasarkan bukti ilmiah yang ada, intermittent fasting dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, terutama LDL dan trigliserida, serta meningkatkan HDL. Efek ini berkaitan erat dengan peningkatan metabolisme lemak dan sensitivitas insulin yang terjadi selama puasa. Namun, penting untuk menjalankan IF dengan pola makan yang seimbang agar manfaatnya maksimal dan menghindari efek samping.
Bagi mereka yang ingin mencoba IF untuk menurunkan kolesterol, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu seperti diabetes atau gangguan metabolik.
---
Ikuti saya di FB untuk mendapatkan update terbaru https://web.facebook.com/ArdyantoYudiwibowo.pati
Daftar Pustaka
- Almabruk, B. A., Alharbi, S. H., Alsaqer, F. S., Al Essa, A., et al. (2024). The Role of Intermittent Fasting on Metabolic Syndrome: A Systematic Review and Meta-Analysis. Cureus. [Link](https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC11566317/)
- Paoli, A., Sampieri, A., Spinello, G., et al. (2024). Impact of daily fasting duration on body composition and cardiometabolic risk factors during a time-restricted eating protocol: a randomized controlled trial. Journal of Translational Medicine. [Link](https://link.springer.com/article/10.1186/s12967-024-05849-6)
- Rizvi, Z. A., Saleem, J., Zeb, I., Shahzad, R., et al. (2024). Effects of intermittent fasting on body composition, clinical health markers and memory status in the adult population: a single-blind randomised controlled trial. Nutrition Journal. [Link](https://link.springer.com/article/10.1186/s12937-024-01046-9)
- Selen, H., Seylam-Küȸümler, A., Karakan, T., et al. (2024). Effect of Ramadan Fasting on Intestinal Microbiota and Fatty Acid Binding Protein 4 in Overweight and Obese Individuals. ResearchGate. [Link](https://www.researchgate.net/publication/384453747)
Posting Komentar untuk "Apakah Intermittent Fasting Bisa Menurunkan Kolesterol?"